Tana Tidung – Para pegiat sejarah dan budaya Kabupaten Tana Tidung bertamu ke Kantor Bupati Tana Tidung dalam rangka silaturahmi dan menyampaikan aspirasi, Rabu ( 3/6/24)
Ketua Yayasan Sejarah dan Budaya Kaltara Joko Supriyadi melaporkan salah satu agenda utama, dengan mengusulkan Raja Pandita sebagai salah satu usulan pahlawan nasional Kaltara.
“Harapan Kita bersama, Raja Pandita sebagai tokoh Tidung memiliki potensi besar menjadi pahlawan nasional”ujar joko
Sementara Pegiat lainnya adalah Saudara Achmadi dari Sengkong, Achmad melaporkan kepada Bupati mengenai keberadaan makam-makam kuno di Sengkong dan Menjelutung.
Menurut Achmadi, dengan pertimbangan dari tokoh sejarah dan budaya makam-makam ini kelak dapat dijadikan cagar budaya tingkat Kabupaten dan dipelihara sebagai salah satu peninggalan leluhur.
Selanjutnya aspirasi disampaikan oleh saudara Yungkul selaku tokoh muda Belusu Tana Tidung yang juga menjabat Ketua Adat Belusu Provinsi Kaltara. Dalam hal ini Yungkul turut menegaskan pentingnya melestarikan seni budaya dan adat.
“Perlu memberi perhatian yang besar pada upaya pengusulan pahlawan nasional Kaltara, yang mana perlu dipilih dengan tepat agar mudah lulus seleksi tim seleksi pusat”Jelas Yungkul.
Selanjutnya,Saudara Padilah, pengurus Yayasan Sejarah dan Budaya Kaltara asal Sesayap Hilir mengusulkan penulisan buku sejarah secara lengkap.
Padila berharap ada buku yang menerangkan sejarah Tana Tidung sejak zaman pra Belanda hingga di masa sekarang.
Kemudian Didi Kadarismanto tokoh muda Tidung dari Sesayap Hilir, menyampaikan beberapa usulan, Didi berharap pada Irau Tana Tidung nanti ada sesi ziarah ke makam-makam keramat yang ada di Sesayap Hilir, antara lain makam Raja Baginda II, makam Pangeran Muhammad dan Pangeran Muda.
“Perlu dibangunnya jalan yang memadai menuju makam agar para peziarah dapat dengan mudah mengaksesnya” ujar didi kepada Bupati.
Selanjutnya giliran penulis lokal berbicara yakni saudara Daniel dari Kapuak, Daniel sebagai penulis dengan bukunya yang terbit pada tahun 2016 tentang upacara adat Belusu berjudul “Mukad Ulid Ncaut”. Pada kesempatan ini Daniel menyerahkan buku tersebut kepada Bupati Ibrahim Ali yang memberi apresiasi kepadanya. Harapan beliau buku tersebut dapat dijadikan salah satu muatan lokal dalam kurikulum sekolah-sekolah di Kabupaten Tana Tidung.
Bupati menyampaikan apresiasinya terhadap para pegiat sejarah dan budaya yang hadir.
“Saya berkomitmen memberi dukungan dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya di Tana Tidung” kata bupati.
“Mengenai Usulam Pahlawan Nasional, Raja Pandita dapat diperjuangkan bersama, melalui Pemda, Forum Komunikasi Warga Tidung dan organisasi masyarakat lainnya seperti Yayasan Sejarah dan Budaya Kaltara”.
“Apabila para pegiat memiliki rencana kegiatan yang ingin dilaksanakan di bidang sejarah dan budaya (khususnya utk Irau nanti) Saya mengarahkan untuk mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut ke dinas pendidikan dan kebudayaan”. Lanjut bupati
“Adapun rencana penulisan buku sejarah dan budaya, agar segera berkoordinasi lebih lanjut dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan” Terang bupati.
“Ide penulisan buku sejarah Tana Tidung agar dapat di lestarikan sebagai simbol sejarah dan budaya, namun harus didasarkan pada objektifitas dan kejelasan, sehingga dapat dipertanggungjawabkan” harap bupati.
“Selain itu para pegiat sejarah dan budaya perlu menghidupkan Dewan Kesenian Daerah Tana Tidung, salah satu lembaga semi plat merah yang bergerak di bidang seni dan budaya” kata bupati.
Dalam pertemuan ini Bupati menginisiasi kerjasama dengan kedutaan besar Belanda di Jakarta untuk rencana penyelenggaraan pagelaran budaya di Belanda sebagai suatu upaya promosi seni budaya dan produk ekonomi kreatif KTT. Harapannya, para pegiat sejarah dan budaya dapat ikut mensukseskan rencana tersebut melalui Dewan Kesenian Daerah.
Selanjutnya, pada pertemuan ini hadir juga konten kreator asal Seputuk Tana Tidung, yakni saudari Norlela yang followernya sudah tembus 1 juta. Bupati Ibrahim Ali mendorong Norlela untuk terus mempromosikan Tana Tidung ke kancah Nasional melalui konten-kontennya yang kaya kearifan lokal. Beliau juga berkomitmen memfasilitasi Norlela melalui dinas pariwisata Tana Tidung, bersama-sama konten kreator lainnya.
Sebagai penutup, saudara Iwan Setiawan pengurus Yayasan Sejarah dan Budaya asal Tideng Pale melaporkan rencana kunjungan Tim Jejak Petualang ke Tana Tidung dalam rangka membuat film dokumenter tentang kehidupan sehari-hari orang Tidung di perkampungan yang masih kental dengan adat budaya Tidung. Bupati Ibrahim Ali mendukung program tersebut dan mengarahkan Yayasan Sejarah dan Budaya Kaltara untuk membantu mensukseskannya.