Borneo indo times.com – Tarakan
Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M. Kes., menghadiri acara dan membuka Rembuk Stunting Tingkat Kota Tarakan di Gedung Serbaguna Pemkot Tarakan pada Kamis (27/3/2023).
Beberapa informasi penting diperoleh dalam rembuk stunting ini. Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, kasus stunting secara nasional telah menurun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Di Kota Tarakan, angka stunting juga menurun secara signifikan dari 24% menjadi 15,4%. Menyikapi hal ini, Wali Kota mengingatkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mengatasi stunting.
Ia pun mengapresiasi tim percepatan penurunan stunting yang diketuai oleh Wawali, Effendhi Djuprianto, yang telah bekerja secara efektif dalam menurunkan angka stunting. Selanjutnya, ia menyampaikan kebijakan terkini bahwa untuk membantu penanganan stunting, 40% dana di setiap kelurahan dialokasikan untuk pemberian makanan tambahan dan penyuluhan mengenai pola makan yang benar, serta intervensi untuk kasus stunting yang sudah parah. Fokus penanganan stunting adalah pada pola makan yang baik dan identifikasi spesifik masalah stunting secara lokal, termasuk kelainan bawaan, pola asuh yang salah, kekurangan gizi, dan faktor kemiskinan.
Wali Kota berharap Rembuk Stunting ini dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah sampai ke akarnya (root cause) untuk mengatasi stunting secara efektif di Kota Tarakan.